Minggu, 17 Januari 2021

Pahlawan Nasional dari Batak Mayjen D.I. Panjaitan

 



Pahlawan revolusi yang satu ini lahir di Balige Tapanuli, Sumatera Utara tanggal 19 Juni 1925. Ia adalah salah satu Jenderal yang telah dan ikut gugur dalam peristiwa G30S/PKI tanggal 1 Oktober 1965. Untuk mengenang akan jasa dan sejarah beliau, berikut akan diulas kembali biografi Mayor Jenderal Pandjaitan semasa hidupnya melawan pasukan Jepang dalam membela Tanah Air Indonesia. Mayor Jenderal Pandjaitan memiliki nama asli Donal Isaac Panjaitan. Dalam riwayat hidup Pandjaitan, ia juga pernah singgah dengan menempuh pendidikan di SD, SMP dan SMA. Ketika ia menempuh SMA, tentara Jepang sudah tiba di Indonesia. Kemudian ia ikut dalam anggota kemiliteran dan wajib mengikuti latihan Gyugun. Seusai mengikuti latihan Gyugun, ia pun ditugaskan di Pekanbaru Riau sampai Negara Indonesia memperoklamasikan atas kemerdekaannya.
Setelah Kemerdekaan Indonesia, Pahlawan Pandjaitan pun membentuk TKR (tentara republik Indonesia) yang kini menjadi TNI. Setelah ikut di TKR, tugas pertama yang ia emban adalah menjadi komandan di Batalyon, lalu berpindah menjadi komandan pendidikan di devisi IX Banteng Bukit Tinggi tahun 1948. Lalu ia melanjutkan tugasnya sebagai kepala staf umum no. IV Komandemen Tentara di Sumatera. Dan didalam biografi Mayor Jenderal Pandjaitan tercacat bahwa beliau diangkat sebagai pimpinan dari perbekalan perjuangan PDRI (pemerintahan darurat RI) dalam melakukan agresi kemiliteran ke II dalam melawan pasukan Belanda. Dan akhirnya Indonesia mendapat pengakuan dari belanda atas kedaulatannya.
Jenderal pandjaitan kemudian dengan keberhasilannya tersebut diangkat sebagai kepala staf dari Operasi Teritorium & Tentara I (T&T) di Bukit Barisan Medan. Dalam buku biografi Mayor Jenderal Pandjaitan juga disebutkan bahwa jenderal kemudian dipindah tugaskan ke Palembang untuk menjabat sebagai kepala staf dari T&T II di Sriwijaya. Setelah jenderal selesai mengikuti adanya kursus Kemiliteran Atase (Milat) pada tahun 1956, kemudian ia dipindah tugaskan di bagian Atase Kemiliteran RI di daerah Bonn Jerman Barat. Setelah menyelesaikan tugasnya, ia lalu pulang ke Indonesia dan ditunjuk sebagai asisten ke IV dari Menteri AD (angkatan darat). Sumber :Biografipahlawan

0 komentar:

Posting Komentar