Minggu, 17 Januari 2021

Kita Orang Batak Harus Pandai Martarombo

 





Batak Kesasar” Demikian julukan yang diberikan kepada seorang halak hita, jika tidak dapat menguraikan secara jelas mengenai keturunan nenek moyangnya dalam suatu marga. Dan pada umumnya orang tersebut akan sulit diterima oleh teman semarganya, karena kurang mengetahui, bagaimana posisi derajatnya dalam marga, agar teman semarganya tahu bertutur kata dengannya apakah memanggil Abang atau Adik, atau memanggilnya dengan Ompung (nenek), amangtua (pak de), amanguda (pak lik). DISINILAH terasa betapa pentingnya arti tarombo atau silsilah dalam masyarakat Batak. Hal ini juga diakui oleh para ahli bangsa lain seperti J.C. Vergouwen misalnya, bahwa tarombo inilah yang merupakan identitas orang Batak. Setiap orang Batak harus tahu posisinya dalam silsilah nenek moyangnya. Malah ada beberapa pakar antropologi yang menyatakan “tarombo” merupakan salah satu ciri istimewa maryarakat Batak, yang tidak dimiliki oleh masyarakat lain baik di manca negara. Dengan demikian tarombo setiap marga dalam masyarakat Batak apakah secara akurat dipahami oleh warganya? Sulit memang menjawabnya secara pasti. Sebab pada kenyataan yang dihadapi, hampir setiap marga yang ada di masyarakat Batak sering ada perbedaan tarombo. Sering ada lebih dari satu versi tarombo atau silsilah dalam satu marga, atau dalam satu rumpun marga yang lebih besar. Tak jarang terjadi sengketa hanya memperebutkan status “sihahaan” (Abang) dalam suatu marga, karena masing-masing misalnya mempertahankan versi tarombo yang diketahuinya. Masing-masing pihak mempertahankan bahwa tarombonya yang paling benar. Yah, kadang kala sengketa itu dapat diselesaikan jika masih bisa dipecahkan oleh Raja Adat Parmargaon, atau ada bukti-bukti nyata yang mendukung keabsahan suatu tarombo.
Sumber : walmanambar

0 komentar:

Posting Komentar