Minggu, 17 Januari 2021

Mandok Hata, Seribu Makna dan Kenangan

 




Jika malam tahun baru seperti ini mungkin akan identik dengan pesta kembang api, atau mungkin panggang memanggang. Tetapi lain dengan tradisi salah satu suku di tanah Sumatera Utara, apalagi kalau bukan dengan suku Batak yang terkenal  sangar itu. Ada salah satu tradisi yang erat dengan pergantian tahun seperti ini bagi suku Batak. Tradisi yang sudah melekat dari tahun-ketahun dan sudah menjadi kebiasaan bagi kami, suku Batak. Jangan bilang kami akan ke Bundaran HI melihat meriahnya kembang api, atau di Ancol untuk mengikuti pesta pergantian tahun ataupun di TMII atau Monas, kami mungkin akan pergi kesana setelah acara keluarga. Acara yang sangat  intim. Setiap pukul 12 malam atau pukul 00.00 lonceng gereja di kampung akan berbunyi selama satu jam penuh, mungkin ini menjadi pengganti kembang api dan keceriaan  yang ada di ibukota ini. Ada rasa kangen dengan kampung halaman (bona pasogit) hanya untuk mendengarkan bunyi lonceng selama itu, karena kondisi seperti itu tidak akan ditemukan di perantauan seperti di Jakarta ini. Bayangkan jika ada contohnya empat gereja yang ada di suatu desa/kampung seperti di kampung saya, maka akan terasa  keceriaan pergantian tahun di antara orang-orang tersebut karena bunyi lonceng  yang bertalu-talu memasuki tahun baru. Ini keenam kalinya saya tidak mendengar  seperti itu (sekedar curhat...). Setelah itu, para anggota keluarga di Tanah Batak tersebut akan bangun dan berkumpul bersama, mengadakan kebaktian kecil-kecilan. Dan ini yang membuat anak-anak muda deg-degan sekaligus  lega. Deg-degan karena akan menuangkan isi hati kepada setiap keluarga secara terbuka. Karena setelah selesai kebaktian tersebut, satu persatu  anggota keluarga yang dimulai dari anggota keluarga yang paling tua akan 'mandok hata' atau bisa kita artikan dengan berbicara kepada publik  atau sharing dan berurutan dari ayah, ibu dan sampai dengan anak. Di dalam mengikuti peristiwa tersebut, setiap anggota keluarga akan mulai mengakui kesalahan-kesalahan mereka baik itu dalam perkataan ataupun dengan perbuatan selama tahun yang mereka jalani dan berusaha untuk saling bermaaf-maafan dan saling bersalaman.
Sumber: Kompasiana

#bataksatu
#mandokhata
#tahunbaru

0 komentar:

Posting Komentar