Batak Satu

Tortor Batak

Batak Satu

Naposo Batak

Batak Satu

Danau Toba

Batak Satu

Ulos Batak

Batak Satu

Sigalegale

Rabu, 27 Januari 2021

Marga Sihite

Marga Sihite merupakan bagian dari kumpulan marga yang disebut Siraja Oloan.
Raja Oloan adalah seorang tokoh dalam marga batak dari sub-suku Toba. Nama Raja Oloan tidak pernah dipergunakan sebagai marga oleh keturunannya, namun sebagai nama persatuan marga. Keturunan Raja Oloan berasal dari daerah Kabupaten Humbang Hasundutan

Marga Sihite sendiri ada 3 bagian yaitu: 
1. Sihite Pande Raja
2. Sihite Siguru Tohuk
3.Sihite Siguru Leang


#margasihite

Minggu, 24 Januari 2021

Orang Batak Militer di Amerika Serikat


Gultom, Siregar dan Pakpahan adalah salah satu dari beberapa marga batak yang mengabdi di Amerika Serikat. Orang Batak yang tergabung dalam militer di Amerika Serikat, diantaranya menjadi Korps Marinir Amerika Serikat (United States Marine Corps disingkat USMC) yaitu cabang dari Angkatan Bersenjata Amerika Serikat yang bertanggung jawab untuk memberikan kekuatan perang dari laut. Selain itu ada juga yang tergabung dalam petugas pengamanan pelantikan Presiden Joe Biden

#bataksatu #militerbatak
#amerikaserikat
#batak 

Minggu, 17 Januari 2021

Mandok Hata, Seribu Makna dan Kenangan

 




Jika malam tahun baru seperti ini mungkin akan identik dengan pesta kembang api, atau mungkin panggang memanggang. Tetapi lain dengan tradisi salah satu suku di tanah Sumatera Utara, apalagi kalau bukan dengan suku Batak yang terkenal  sangar itu. Ada salah satu tradisi yang erat dengan pergantian tahun seperti ini bagi suku Batak. Tradisi yang sudah melekat dari tahun-ketahun dan sudah menjadi kebiasaan bagi kami, suku Batak. Jangan bilang kami akan ke Bundaran HI melihat meriahnya kembang api, atau di Ancol untuk mengikuti pesta pergantian tahun ataupun di TMII atau Monas, kami mungkin akan pergi kesana setelah acara keluarga. Acara yang sangat  intim. Setiap pukul 12 malam atau pukul 00.00 lonceng gereja di kampung akan berbunyi selama satu jam penuh, mungkin ini menjadi pengganti kembang api dan keceriaan  yang ada di ibukota ini. Ada rasa kangen dengan kampung halaman (bona pasogit) hanya untuk mendengarkan bunyi lonceng selama itu, karena kondisi seperti itu tidak akan ditemukan di perantauan seperti di Jakarta ini. Bayangkan jika ada contohnya empat gereja yang ada di suatu desa/kampung seperti di kampung saya, maka akan terasa  keceriaan pergantian tahun di antara orang-orang tersebut karena bunyi lonceng  yang bertalu-talu memasuki tahun baru. Ini keenam kalinya saya tidak mendengar  seperti itu (sekedar curhat...). Setelah itu, para anggota keluarga di Tanah Batak tersebut akan bangun dan berkumpul bersama, mengadakan kebaktian kecil-kecilan. Dan ini yang membuat anak-anak muda deg-degan sekaligus  lega. Deg-degan karena akan menuangkan isi hati kepada setiap keluarga secara terbuka. Karena setelah selesai kebaktian tersebut, satu persatu  anggota keluarga yang dimulai dari anggota keluarga yang paling tua akan 'mandok hata' atau bisa kita artikan dengan berbicara kepada publik  atau sharing dan berurutan dari ayah, ibu dan sampai dengan anak. Di dalam mengikuti peristiwa tersebut, setiap anggota keluarga akan mulai mengakui kesalahan-kesalahan mereka baik itu dalam perkataan ataupun dengan perbuatan selama tahun yang mereka jalani dan berusaha untuk saling bermaaf-maafan dan saling bersalaman.
Sumber: Kompasiana

#bataksatu
#mandokhata
#tahunbaru

Sejuta Pesona Bukit Holbung

 



Pulau Samosir dikenal dengan segala keindahannya yang memikat. Tak terkecuali Bukit Holbung yang menawarkan pemandangan Danau Toba nan menawan.

Bukit Holbung di Desa Janji Marhatan, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara ini punya pesona tersendiri. Ditemani dengan ilalang dan embusan angin, Sahabat Sporto pasti puas berlama-lama di sini.

Pesona tempat ini memang menyaksikan megahnya Danau Toba dan sekitarnya dari atas Bukit Holbung. Sambil menyusuri jalan setapak yang indah berhiaskan tanah cokelat dan ilalang yang sesekali menyentuh kaki.

Hamparan bukit-bukit hijau pun jadi panorama yang luar biasa dilihat dari bukit ini. Menikmati alam memang tak perlu muluk-muluk, berjalan di perbukitan megah sambil melihat kawasan dan danau yang terbentang luas sudah menjadi bagian menikmati alam dan kekayaannya.

Tak hanya anak muda yang gemar mengunjungi lokasi ini, anak-anak sekolah pun senang mendaki bukit untuk memandangi panorama yang ditawarkan di sini.

Sumber: sportourism

#bataksatu
#bukitholbung
#holbung
#samosir
#sumut

Sosok Wanita Tangguh Butet Manurung

 



Siapa Butet Manurung?

Menyebut nama Butet Manurung tentu tak akan lepas dari sepak terjangnya sebagai tenaga “pendidik alternatif” bagi masyarakat terasing dan terpencil di Indonesia. Sekolah rintisan pertama kali ia terapkan bagi masyarakat Orang Rimba (Suku Kubu) yang mendiami Taman Nasional Bukit Dua Belas, Jambi. Metode yang diterapkannya bersifat setengah antropologis. Pengajaran membaca, menulis, dan berhitung dilakukan sambil tinggal bersama masyarakat didiknya. Tentu ini beyond konsep Full Day School madzab Kemendikbud akhir-akhir ini yang ramai dipergosipkan.

Terlahir dengan Nama Lengkap Saur Marlina Manurung, di Jakarta, 21 Februari 1972 silam, Butet tumbuh dan besar dalam lingkungan berkecukupan, bahkan sempat tinggal di Beligia selama beberapa tahun. Sang ayah yang dinilai Butet kecil terlampau overprotective semisal melarang Butet bepergian tanpa ditemani sopir atau bahkan untuk berkotor-kotoran seperti teman-temannya yang lain, membuat jiwa ‘pemberontak’ perempuan ini tumbuh dan menjadi.

Segala fasilitas dan kenyamanan kota tak membuai Butet, ia lebih senang menjelajah ke pelosok negeri. Puncak Trikora, gua Wikeda di Wamena, gua Maros, Annapuna Range Himalaya, Ujungkulon, Banten, Timor, hingga NTT pernah ia sambangi. Namun saat garis perjalanan membawanya ke Suku Kubu di pedalaman Jambi, yang dianggap sebagai masyarakat primitif, bodoh, dan miskin oleh orang kebanyakan, dan sering menjadi sasaran penipuan dan korban perampokan hasil alam, mengetuk hati Butet untuk memberikan pengajaran terhadap mereka

Sumber :Rumahbacakomunitas

Pesepakbola Batak Terkenal Radja Nainggolan

 



Radja Nainggolan berjanji tak akan pernah melupakan adanya darah Indonesia yang mengalir di dalam tubuhnya. Meskipun separuh berdarah Belgia, pemain yang merumput bersama Cagliari di Liga Serie A Italia ini akan tetap mengingat garuda di dadanya. "Saya tidak akan pernah lupa bahwa saya orang Indonesia. Tak akan pernah,'' kata Radja kepada Republika Online di Jakarta, Rabu (26/6) malam.
Lantas, apa mungkin Radja menetap di Indonesia? Ia pun menjawab apapun bisa terjadi di masa depan. Pemain berusia 25 tahun ini bahkan mengatakan ingin membuat rakyat Indonesia bangga. "Yang jelas saat ini saya konsentrasi menjalani kehidupan di Eropa. Saya berusaha untuk membuat rakyat Indonesia bangga,'' ujar pemain berdarah Batak ini.
Meski sejak kecil ditinggal oleh ayahnya yang asli Batak, Radja memastikan tetap akan mencantumkan nama Nainggolan alias nama belakang ayahnya pada jersey-nya. "Meski ayah pergi ketika saya masih kecil, tapi dia tetaplah ayah saya. Itu sesuatu hal yanng tidak bisa saya ubah. Saya senang bisa mencantumkan nama Nainggolan miliknya di jersey. Saya bangga dengan hal itu," tutur pesepakbola bergaya cuek ini.
Radja mengaku sangat senang berada di Indonesia. Setelah sekian lama, ia akhirnya bisa mewujudkan mimpi menjejakkan kaki di kampu halaman ayahnya. "Inilah saatnya mengulik sisi lain separuh hidup saya. Saya harap bisa kembali lagi ke Indonesia tahun depan. Tahun ke tahun saya bakal kembali untuk mempelajari berbagai hal seputar Indonesia," ucap Radja.
Sumber : Republika

Sosok Penyanyi Batak Rock Legendaris Jack Marpaung

 



Namanya pernah menghiasi pentas hiburan nasional dengan grup musiknya, Trio Lasidos. Di jagat tarik suara, Jack Marpaung tidak asing lagi. Dia memang bukan Jack Brown aktor film-film romantis itu. Jack punya talenta beryanyi. Suaranya yang melengking, karangannya berjubel. Jack, cukup dikagumi di musik Batak, tak heran banyak pengemarnya. Ciri khasnya memang susah dilupakan. Salah satu lagunya yang terkenal itu: Kamar 13. Sebuah lagu yang berkisah tentang pengalaman dipenjara. Sesungguhnya syair itu memiliki makna, cerita sungguhan. Dulu, anak Siantar ini memiliki masa lalu yang kelam. Sebelum namanya terkenal. Jack pernah terjerembab pada kubangan dosa narkoba dan minuman keras. Dunia hiburan yang melambungkan namanya, tetapi dunia itu juga membawanya ke jurang kehidupan terlarang. Sesungguhnya kehidupan yang keras dia jalani oleh karena sikap orangtuanya yang kurang mengerti mendidik anak. Ayahnya seorang tentara, mendidiknya terlalu keras. “Orangtua saya keras. Sewaktu kita masih kecil kalau rumah kotor, bapak marah. Dia ambil sapu, saya disuruh duduk langsung dihajar. Itu saya alami berulang-ulang. Saya tidak nyaman di rumah, saya lalu mencari kenyamanan di luar,” ujarnya, mengingat masa lalunya itu. Itu sebabnya saya tidak pernah betah di rumah, kata Jack. “Sejak kecil hingga remaja saya tidak betah tinggal di rumah. Saya memilih hidup di jalanan bersama teman-temannya. Ganja menjadi pelarian hidup saya ketika itu. Perkelahian adalah pelampiasan emosi. Hal itu terus berlanjut hingga dewasa. Saya kemudian memilih meninggalkan rumah, dan hidup di terminal. Bergaul dengan para preman-preman membuat saya semakin keras. Bahkan pada aparat pun tidak takut.” Kekasaran Jack makin menjadi-jadi. Satu waktu, tatkala bermain dengan teman-temannya. “Satu waktu, saya kalah main gundu, saya pukul orang itu. Lalu, ada orang mengadu ke ibu saya. Ibu saya ambil sapu, saya dihajar sampai sapu itu patah. Habis itu baru bapak saya ganti pukul saya,” kenang Jack. Sejak itu, Jack mengisi kehidupannya di terminal. Terminal menempanya menjadi laki-laki keras, tak jarang berkelahi, itu kerap ...... Lanjut baca di sumber

Sumber: Tokohbatak

#bataksatu
#jackmarpaung

Putri Presiden Jokowi Boru Siregar

 




Putri Presiden Joko Widodo, Kahiyang Ayu akan segera menikah dengan Muhammad Bobby Afif Nasution. Acara ngunduh mantu akan berlangsung di Medan, Sumatera Utara pada akhir November 2017. Dalam acara itu, akan digelar pesta adat untuk memberikan Marga Siregar kepada Kahiyang Ayu.

Kakak kandung Bobby, Inge Amelia Nasution mengatakan Marga Siregar tersebut, sesuai dengan marga dari ibunda Bobby, Ade Hanifah Siregar. Pemberian marga itu akan berlangsung di kampung halaman calon mempelai pria di Medan. "Nanti ada pemberian marga untuk mbak Kahiyang. Akan diberi marga Siregar, ikut mama," ucap Inge kepada wartawan di Medan, Kamis, 12 Oktober 2017.

Segala persiapan tengah dilakukan oleh pihak keluarga Bobby.  Inge mengatakan, acara ngunduh mantu di Medan akan berlangsung selama tiga hari. "Acaranya tiga hari, dua hari acara adat, sehari resepsi, acara umum. Tanggal 24 dan 25 November acara adat, tanggal 26-nya resepsi," ucap Inge.

Ingen menjelaskan acara ngunduh mantu tersebut akan dipenuhi dengan nuansa adat. Selain pemberian marga kepada Kahiyang, berbagai hal dalam acara tersebut juga akan berbau adat istiadat. "Nanti akan ada tokoh-tokoh adat dari Siregar dan Nasution juga. Dan kami menyiapkan salipi (tempat sirih) untuk jadi suvenir yang akan diberikan, karena itu khas dari Tapanuli Selatan. Karena kami kan ingin mengangkat budaya, jadi suvenirnya itu," kata Inge.

Sumber: Viva

#bataksatu
#siregar

PANBERS (Panjaitan Bersaudara)

 


Panjaitan Bersaudara (Panbers) adalah satu nama kelompok pemusik yang merupakan singkatan dari Pandjaitan Bersaudara. Kelompok musik ini didirikan pada tahun 1969 di Surabaya, terdiri dari empat orang kakak beradik kandung putra-putra dari Drs. J.M.M. Pandjaitan, S.H, (Alm) dengan Bosani S.O. Sitompul. Mereka adalah Hans Panjaitanpada lead guitar, Benny Panjaitan sebagai vokalis dan rhythm guitar, Doan Panjaitanpada bass dan keyboard, serta Asido Panjaitan pada drum. Dalam perkembangannya formasi band ini berubah dan bertambah sejak tahun 1990-an dengan kehadiran Maxi Pandelaki sebagai basssist, Hans Noya sebagai lead guitar, dan Hendri Lamiri pada biola.

Sumber: Wikipedia

#bataksatu
#bataksatukaos
#panbers

T.B Simatupang, Jenderal Asal Sidikalang

 


Tentang T.B Simatupang
Simatupang pernah ditunjuk oleh PresidenSoekarno sebagai Kepala Staf Angkatan Perang Republik Indonesia (KASAP) setelah Panglima Besar Jenderal Soedirman wafat pada tahun 1950. Ia menjadi KASAP hingga tahun 1953. Jabatan KASAP secara hierarki organisasi pada waktu itu berada di atas Kepala Staf Angkatan Darat, Kepala Staf Angkatan Laut, Kepala Staf Angkatan Udara[2]dan berada di bawah tanggung jawab Menteri Pertahanan.[3]

Simatupang meninggal dunia pada tahun 1990 di Jakarta dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Pada tanggal 8 November 2013, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada TB Simatupang.[4] Saat ini namanya diabadikan sebagai salah satu nama jalan besar di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan.

Pada tanggal 19 Desember 2016, atas jasa jasanya, Pemerintah Republik Indonesia, mengabadikan beliau di pecahan uang logam rupiah baru, pecahan Rp. 500,- Sumber : Wikipedia

Tarombo Marga Nainggolan

 




Tarombo Marga Nainggolan

Si Raja Batak mempunyai 3 orang anak yaitu: Guru Tateabulan (Ilontungon), Raja Isumbaon dan Toga laut.

Dari Garis keturunan Guru Tateabulan lahirlah 7 orang anak dan 1 boru, salah satunya ialah Tuan Sariburaja.

Kemudian Tuan Sariburaja mempunyai 3 orang anak dari pernikahannya dengan adiknya sendiri yaitu si Boru Pareme, salah satu anaknya yaitu si Raja Lontung.

Dan si Raja Lontung punya 7 orang anak yaitu :

1.Sinaga
2.Situmorang
3.Pandiangan
4.Nainggolan
5.Simatupang
6.Aritonang
7.Siregar

Merunut tarombo (silsilah) maka Toga Nainggolan berada pada sundut (generasi) ke V.
Toga Nainggolan mempunyai 2 orang anak yaitu; Sibatu dan Sihombar pada sundut ke VI,
Sibatu punya 2 orang anak yakni si Batuara dan Parhusip.
Sihombar punya 4 orang anak yakni Lumbannahor, Mogot Pinaungan, Lumbansiantar dan Hutabalian pada sundut ke VII.
Mogot Pinaungan di sundut ke X,
Mogot Pinaungan mempunyai 2 orang anak yaitu; Tanjabau yang menjadi Lumbantungkup dan Datu Parulas Parultop menjadi Lumbanraja pada sundut ke XI.

Datu Parulas Parultop Lumbanraja
mempunyai anak sebanyak 13 orang dari enam orang permaisuri, di sundut ke XII.

Anak-anak dari Datu Parulas ialah sebagai berikut:

1.Pusuk (Siraja Pamalingan Guru Panuju).
2.Buaton(Mogot Kualu Darmahasi).
3.Mahulae (Tuan Ampir Sarma Hata).
4.Anak Gajut (Tuan Rangga)
5.Siboro(Note: hanya sebagian)
6.Si Raja Talutuk
7.Toga Sahata.
8.Sabungan Raja.
9.Raja Tinunjungan.
10.Tuan Baringin.
11.Guru Tinandangan
12.Raja Tomuan.
13.Raja Bonan Dolok.

Sumber : Eppengolands87

#bataksatu #marganainggolan

Pahlawan Nasional dari Batak Mayjen D.I. Panjaitan

 



Pahlawan revolusi yang satu ini lahir di Balige Tapanuli, Sumatera Utara tanggal 19 Juni 1925. Ia adalah salah satu Jenderal yang telah dan ikut gugur dalam peristiwa G30S/PKI tanggal 1 Oktober 1965. Untuk mengenang akan jasa dan sejarah beliau, berikut akan diulas kembali biografi Mayor Jenderal Pandjaitan semasa hidupnya melawan pasukan Jepang dalam membela Tanah Air Indonesia. Mayor Jenderal Pandjaitan memiliki nama asli Donal Isaac Panjaitan. Dalam riwayat hidup Pandjaitan, ia juga pernah singgah dengan menempuh pendidikan di SD, SMP dan SMA. Ketika ia menempuh SMA, tentara Jepang sudah tiba di Indonesia. Kemudian ia ikut dalam anggota kemiliteran dan wajib mengikuti latihan Gyugun. Seusai mengikuti latihan Gyugun, ia pun ditugaskan di Pekanbaru Riau sampai Negara Indonesia memperoklamasikan atas kemerdekaannya.
Setelah Kemerdekaan Indonesia, Pahlawan Pandjaitan pun membentuk TKR (tentara republik Indonesia) yang kini menjadi TNI. Setelah ikut di TKR, tugas pertama yang ia emban adalah menjadi komandan di Batalyon, lalu berpindah menjadi komandan pendidikan di devisi IX Banteng Bukit Tinggi tahun 1948. Lalu ia melanjutkan tugasnya sebagai kepala staf umum no. IV Komandemen Tentara di Sumatera. Dan didalam biografi Mayor Jenderal Pandjaitan tercacat bahwa beliau diangkat sebagai pimpinan dari perbekalan perjuangan PDRI (pemerintahan darurat RI) dalam melakukan agresi kemiliteran ke II dalam melawan pasukan Belanda. Dan akhirnya Indonesia mendapat pengakuan dari belanda atas kedaulatannya.
Jenderal pandjaitan kemudian dengan keberhasilannya tersebut diangkat sebagai kepala staf dari Operasi Teritorium & Tentara I (T&T) di Bukit Barisan Medan. Dalam buku biografi Mayor Jenderal Pandjaitan juga disebutkan bahwa jenderal kemudian dipindah tugaskan ke Palembang untuk menjabat sebagai kepala staf dari T&T II di Sriwijaya. Setelah jenderal selesai mengikuti adanya kursus Kemiliteran Atase (Milat) pada tahun 1956, kemudian ia dipindah tugaskan di bagian Atase Kemiliteran RI di daerah Bonn Jerman Barat. Setelah menyelesaikan tugasnya, ia lalu pulang ke Indonesia dan ditunjuk sebagai asisten ke IV dari Menteri AD (angkatan darat). Sumber :Biografipahlawan

Sosok DL Sitorus

 




DARIANUS Lungguk Sitorus adalah seorang pengusaha sukses asal Sumatera Utara. Selain memiliki perkebunan kelapa sawit dengan luas puluhan ribu hektare, DL Sitorus juga memiliki yayasan pendidikan.

Konglomerat ini juga dikabarkan memiliki gedung-gedung --untuk menyelenggarakan resepsi pernikahan suku Batak-- yang diberi nama "Rumah Gorga" dan tersebar di Jakarta dan Bekasi.

DL Sitorus dilahirkan di Parsambilan, Kecamatan Silaen, Toba Samosir, Sumut. Dia kemudian pindah dan besar di Siantar. DL Sitorus menikah dengan Boru Siagian, dan dikaruniai 5 orang anak, 2 perempuan dan 3 laki-laki.

Sebagai putra daerah yang disebut-sebut paling sukses di perantauan (luar Sumut) dan selalu memberikan perhatian untuk membangun kampung halaman (Bona Pasogit), nama DL Sitorus diabadikan menjadi nama suatu jalan di Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara.

Bupati Toba Samosir, Sumatera Utara, Drs Monang Sitorus SH MBA meresmikan nama Jalan DR Sutan Raja DL Sitorus, sekitar 12 km, mulai dari simpang Sibisa di Aek Natolu Kecamatan Lumban Julu sampai simpang Kantor Kelurahan Parsaoran Ajibata melintasi Sibisa, Bandara Sibisa, Simarata dan Motung Kecamatan Ajibata, Toba Samosir, Sumut.

Sumber : Tribunnews

#bataksatu
#sitorus

Lulusan Akmil 2017 Wira Sagala

 




Wiraswanrill Sagala‎, Putra Batak Penerima Adhi Makayasa

Bangso Batak benar-benar bangga. Sebab, satu dari empat taruna remaja penerima Adhi Makayasa TNI-Polri adalah Wiraswanrill Sagala‎. Anak dari Burhan Sagala dan Afrida Matanari ini adalah lulusan terbaik dari Akamdemi Militer (Akmil). Dia berasal dari Kecamatan Sumbul, Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatera Utara.

Bersama sang istri, Burhan yang merupakan PNS di Pemda Sumut menghadiri acara pelantikan anaknya oleh Presiden Jokowi di halaman Istana Merdeka, Selasa (25/7). Tangis haru pecah dari keluarga begitu acara pelantikan.

Di Istana Merdeka, Wiraswanrill bersama 3 penerima Adhi Makayasa yang lain sempat berbincang dengan Jokowi. Apa saja yang dikatakan Jokowi?

Alumnus SMAN 1 Sumbul ini mengatakan, dalam pertemuan itu Jokowi menitipkan pesan khusus untuk kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). "Yang disampaikan Presiden agar kami, TNI dan Polri, tetap solid menjaga konsistensi integritas untuk bisa tetap menjaga dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia dari ancaman negara-negara lain," kata Wiraswanrill.

Putra Batak ini menilai, tantangan yang akan dihadapi TNI dan Polri ke depannya akan semakin sulit. Sebab itu, ia berkomitmen untuk terus berlatih, belajar, dan meningkatkan konsistensi serta integritas sebagai benteng NKRI.

Selain Wiraswanrill, penerima Adhi Makayasa yang lain adalah Samsul Huda (Angkatan Laut), Bernardinus Yoga Kristian (Angkatan Udara) dan  Ade Hertiawan Yuliansyah (Akdemi Kepolisian). Sumber : batakgaul

#bataksatu
#infodairi
#sumbul
#dairi

Pomparan Marga Sipitu Ama

 




Anak ni TUAN SITUMORANG 2 (dua), yaitu:
1.1. PANOPARAJA, dan
1.2. OMPU PANGARIBUAN.

1.1. Anak ni PANOPARAJA 2 (dua):
1.1.1. OMPU NI AMBOLAS
1.1.2. OMPU PARHUJOBUNG

Anak ni OMPU NI AMBOLAS 2 (dua):
1.1.1.1. LUMBAN PANDE
1.1.1.2. LUMBAN NAHOR

Anak ni OMPU PARHUJOBUNG 2 (dua):
1.1.2.1. TUAN SUHUT (SUHUT NI HUTA)
1.1.2.2. TUAN RINGO (belum disebut SIRINGORINGO)

1.2. Anak ni OMPU PANGARIBUAN 1 (sada) ima;
1.2.1. OMPU BABIAT

Anak ni OMPU BABIAT 3 (tolu);
1.2.1.1. DARI MANGAMBAT (SITOHANG URUK)
1.2.1.2. RAJA ITUBUNGNA (SITOHANG TONGA-TONGA)
1.2.1.3. OMPU BONA NI ONAN (SITOHANG TORUAN)

Mansai ringkot pabotohonon/tonahonon tu angka naumposo, bahwa DANG LANGSUNG anak ni OMPU TUAN SITUMORANG, na-pitu-i, alai NINI-na do. Ala na-nirahut-ni PADAN doi sian Ompui, ala PARJOLO MONDING ANAK DOHOT PAHOMPUNA.
Tung namalo, nabisuk jala na bijak ma antong. [Alangkah baiknya pengetahuan ini disampaikan kepada kaum muda, bahwa keturunan Sipitu Ama tidak langsung dari anak Ompu Tuan Situmorang melainkan Cicitnya. Semua telah diikrarkan (dirangkul) atau pengakuan langsung oleh Ompui (Tuan Situmorang) setelah anaknya dan cucunya meninggal, maka ke-7 cicitnya (Sipitu Ama) dianggapnya anak. Sungguh pintar dan bijaksana Ompu Tuan Situmorang]. OMPU TUAN SITUMORANG “mangarahut” NINIna - napitu (7) i asa tong hot MARSADA sahat tu sadarion (mungkin sahat tu ujung ni portibion - semoga i do antong). [Ompu Tuan Situmorang merangkul ke-7 cicitnya (Sipitu Ama) agar tetap bersatu (satu hati, bersaudara) sampai sekarang, sampai keujung bumi. Semoga begitulah yang terjadi.] Khusus untuk TUAN RINGO
Anak ni (popmparan) TUAN RINGO 4 (opat) antara lain:
1. RAJA DAPOTON ==> SITUMORANG RAJA DAPOTON
2. RAJA REA ==> Pinompar ni ompu ondo SIRINGORINGO
3. TUAN ONGGAR ==> RUMAPEA
4. SIAGIAN ==> Menurut beberapa sumber, tinggal di Rantau Parapat do pinompar ni ompu i jala mar-marga SIRINGORINGO SIAGIAN

Sumber : blogsipituama

#bataksatu

Kita Orang Batak Harus Pandai Martarombo

 





Batak Kesasar” Demikian julukan yang diberikan kepada seorang halak hita, jika tidak dapat menguraikan secara jelas mengenai keturunan nenek moyangnya dalam suatu marga. Dan pada umumnya orang tersebut akan sulit diterima oleh teman semarganya, karena kurang mengetahui, bagaimana posisi derajatnya dalam marga, agar teman semarganya tahu bertutur kata dengannya apakah memanggil Abang atau Adik, atau memanggilnya dengan Ompung (nenek), amangtua (pak de), amanguda (pak lik). DISINILAH terasa betapa pentingnya arti tarombo atau silsilah dalam masyarakat Batak. Hal ini juga diakui oleh para ahli bangsa lain seperti J.C. Vergouwen misalnya, bahwa tarombo inilah yang merupakan identitas orang Batak. Setiap orang Batak harus tahu posisinya dalam silsilah nenek moyangnya. Malah ada beberapa pakar antropologi yang menyatakan “tarombo” merupakan salah satu ciri istimewa maryarakat Batak, yang tidak dimiliki oleh masyarakat lain baik di manca negara. Dengan demikian tarombo setiap marga dalam masyarakat Batak apakah secara akurat dipahami oleh warganya? Sulit memang menjawabnya secara pasti. Sebab pada kenyataan yang dihadapi, hampir setiap marga yang ada di masyarakat Batak sering ada perbedaan tarombo. Sering ada lebih dari satu versi tarombo atau silsilah dalam satu marga, atau dalam satu rumpun marga yang lebih besar. Tak jarang terjadi sengketa hanya memperebutkan status “sihahaan” (Abang) dalam suatu marga, karena masing-masing misalnya mempertahankan versi tarombo yang diketahuinya. Masing-masing pihak mempertahankan bahwa tarombonya yang paling benar. Yah, kadang kala sengketa itu dapat diselesaikan jika masih bisa dipecahkan oleh Raja Adat Parmargaon, atau ada bukti-bukti nyata yang mendukung keabsahan suatu tarombo.
Sumber : walmanambar