Istilah "Batak Dalle" sering digunakan untuk menyebut orang-orang Batak atau keturunan Batak yang sudah tidak lagi menguasai bahasa Batak. Mereka yang sering disebut "Dalle" umumnya berasal dari Tanjung Bale atau Ledong, di mana mereka menggunakan marga Batak tetapi tidak memahami Paradaton.
Istilah ini merujuk pada keturunan Batak dari berbagai sub-suku seperti Toba, Simalungun, Angkola, Mandailing, Karo, dan Pakpak yang tidak bisa berbicara bahasa Batak, karena tinggal di daerah rantau yang tidak didominasi oleh suku Batak.
Penting untuk dicatat bahwa sebutan "Dalle" tidak ditujukan untuk warga atau keturunan Batak Gayo, Batak Alas, Batak Kluet, atau Batak Singkil yang berasal dari Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Begitu juga, istilah ini tidak digunakan untuk orang Batak Rao yang berada di Provinsi Sumatera Barat, atau Batak di Rokan yang kini termasuk dalam Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau. Selain itu, sebutan "Dalle" juga tidak umum untuk keturunan Batak, khususnya Batak Mandailing dan Batak Angkola, yang telah lama menetap di Malaysia sejak akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20. Tidak digunakan pula untuk warga Suku Lubu yang bahasa daerahnya mirip dengan dialek Mandailing, atau untuk keturunan Nias, karena Nias adalah suku yang terpisah, dengan bahasa, adat, dan budaya yang berbeda dari Suku Batak secara umum. Suku Nias lebih dekat kekerabatannya dengan Suku Mentawai dan Suku Enggano.
#bataksatu
#batakdalle
0 komentar:
Posting Komentar