Batak Satu

Tortor Batak

Batak Satu

Naposo Batak

Batak Satu

Danau Toba

Batak Satu

Ulos Batak

Batak Satu

Sigalegale

Selasa, 29 Desember 2020

Marga Apa Saja yang Marpadan?

 



Memilih Pasangan hidup harus melihat apakah kita itu marganya marpadan..
.
Pengertian PADAN(marpadan)
 adalah Ikhar janji yang telah di ikat oleh leluhur suku batak zaman dahulu dengan mengharamkan pernikahan
diantara kedua belah pihak marga yang menjalin ikatan padan,dengan tujuan saling menjaga hubungan yang baik diantara kedua belah pihak.

Itulah nasihat yang telah diwariskan oleh nenek monyang batak kepada generasinya yang wajib di patuhi.

Pepatah yang sering kita dengar tentang marpadan ini " TOGU URAT NI BULU TOGUAN URAT NI PADA, TOGU NI DOK NI UHUM TOGUAN NI DOKNI PADAN"

artinya Parpadanan jauh lebih kuat dari hukum apapun.

Inilah marga batak yang sudah menjalin ikatan MARPADAN

Hutabarat  Marpadan tu Silaban Sitio
Manullang  Marpadan tu Panjaitan
Manalu Marpadan tu Banjarnahor
Naibaho Marpadan tu Lumbantoruan
Nainggolan Marpadan tu Siregar
Pangaribuan Marpadan tu Hutapea
Pasaribu Marpadan tu Damanik
Purba  Marpadan tu Lumbanbatu
Sibuea Marpadan tu Panjaitan
Sihotang Marpadan tu Toga Marbun (dohot Lumbanbatu,Lumbangaol,Banjarnahor)
Silalahi  Marpadan tu Tampubolon
Simamora Debataraja Marpadan tu Manurung
Simamora Debataraja Marpadan tu Lumbangaol
Simanungkalit  Marpadan tu Banjarnahor
Sinaga Bonor Suhutnihuta Marpadan tu Situmorang Suhutnihuta
Sinaga Bonor Suhutnihuta Marpadan tu Pandiangan Suhutnihuta
Sinambela  Marpadan tu Panjaitan
Tampubolon  Marpadan tu Sitompul
Sitorus Pane  Marpadan tu Nababan
Sitorus  Marpadan tu Hutajulu (dohot Hutahaean,Aruan)

Sumber : donganbatak

#bataksatu
#marpadan

Fisikawan Asal Sidikalang Prof. Pantur Silaban, Ph.D.

 



Prof. Pantur Silaban, Ph.D.
.
Menjadi orang Indonesia pertama bahkan Asia Tenggara di bidang teori ilmu relativitas yang diturunkan Albert Einstein, nama Pantur Silaban patut diacungi jempol. Ketertarikannya terhadap fisika diakui pria kelahiran Sidikalang, Dairi, 11 November 1937 ini bermula saat ia lulus dari almamaternya, Institut Teknologi Bandung jurusan Fisika. Selepasnya lulus di ITB dan menjadi staf pengajar di lembaga yang sama, pria yang akrab disapa Pantur ini kemudian melanjutkan studinya di Universitas Syracuse untuk memperdalam ilmu relativitas yang telah ia dapat.
Di sana, ayah dari empat putri ini mengambil teori Kuantum Gravitasi dengan menggabungkan teori Medan Kuantum dan Relativitas Umum. Teori tersebut sebelumnya disebut-sebut oleh para pakar adalah teori yang ingin didalami Einstein lebih dalam. Hingga pada tanggal 12 Juni 1971, ia dinyatakan sebagai orang Indonesia pertama yang mendalami teori peninggalan Einstein tersebut.

Dikenal sebagai orang yang tertarik dengan segala hal tentang alam, suami dari Rugun Lumbantoruan ini bahkan seringkali memberikan materi tentang perkembangan alam dari tingkat renik hingga jagat raya di berbagai acara seperti seminar dan simposium baik nasional maupun internasional. Ketika ditanya alasan mengapa demikian, peraih Achmad Bakrie 2009 kategori sains ini menyatakan bahwa selama menggeluti dunia fisika khususnya alam, ia merasa semakin dekat dengan Tuhan. Maka, ketika ia dinobatkan sebagai pemenang Achmad Bakrie tersebut, ia hanya bisa terkejut, karena ia merasa tak ada apa-apanya dibanding Tuhan.

Dalam keseharian, Pantur dikenal sebagai sosok yang serius namun lucu. Selera humornya bahkan dinilai cukup menghibur tak hanya bagi mahasiswanya, tapi juga bagi kerabat dekat dan banyak orang. Lihat saja guyonan tetapnya yang paling dihafal oleh banyak orang termasuk mahasiswa fisika elektro yang diajarnya.

Sumber : Merdeka

#bataksatu
#sidikalang

Daftar Marga Parna



Raja Naiambaton tidak boleh menikah satu dengan yang lainnya. Hal ini dipertegas dalam tulisan-tulisan pustaha Batakyang berbunyi “Pomparan ni si Raja Naiambaton sisada anak sisada boru” dalam bahasa Batak Toba, yang dapat diartikan dengan ”Keturunan Raja Naiambaton adalah sama-sama pemilik putra dan putri,” yang dalam arti lebih luas lagi dapat diartikan bahwa ”Putra-putri keturunan marga-margaNaiambaton tidak boleh menikah satu sama lain.” Raja NaiambatonSatu tulisan menyatakan bahwa Raja Naiambatonmerupakan keturunan keenam dari Raja Batak, seperti berikut: Raja Batakmemperanakkan Guru Tateabulan, memperanakkan Raja Isumbaon, memperanakkan Tuan Sorimangaraja, memperanakkan Raja Asiasi, memperanakkan Sangkaisomalindang, dan memperanakkan Raja Naiambaton

Marga-marga Parna

1. Bancin ( sigalingging )

2. Banurea ( sigalingging )

3. Boangmenalu ( sigalingging)

4. Brampu ( sigalingging )

5. Brasa ( sigalingging )

6. Bringin ( sigalingging )

7. Dalimunthe

8. Gajah ( sigalingging )

9. Garingging ( sigalingging )

10. Ginting Baho

11. Ginting Beras

12. Ginting Capa

13. Ginting Guruputih

14. Ginting Jadibata

15. Ginting jawak

16. Ginting manik

17. Ginting Munthe

18. Ginting Pase

19. Ginting Sinisuka

20. Ginting Sugihen

21. Ginting Tumangger

22. Haro

23. Kombih (sigalingging )

24. Maharaja

25. Manik Kecupak (sigalingging)

26. Munte

27. Nadeak

28. Nahampun

29. Napitu

30. Pasi

31. Pinayungan (sigalingging ? )

32. Rumahorbo

33. Saing

34. Saraan (sigalingging )

35. Saragih Dajawak

36. Saragih Damunte

37. Saragih Dasalak

38. Saragih Sumbayak

39. Saragih Siadari

40. Siallagan

41. Siambaton

42. Sidabalok

43. Sidabungke

44. Sidabutar

45. Saragih Sidauruk

46. Saragih Garingging

47. Saragih Sijabat

48. Simalango

49. Simanihuruk

50. Simarmata

51. Simbolon Altong

52. Simbolon Hapotan

53. Simbolon Pande

54. Simbolon Panihai

55. Simbolon Suhut Nihuta

56. Simbolon Tuan

57. Sitanggang Bau

58. Sitanggang Gusar

59. Sitanggang Lipan

60. Sitanggang Silo

61. Sitanggang Upar Par Rangin Na 8 ( sigalingging )

62. Sitio

63. Tamba

64. Tinambunan

65. Tumanggor

66. Turnip

67. Turuten


Jikalau ada yang kurang boleh ditambahi di kolom komentar

Sumber : Dari Berbagai Sumber

#margaparna 
 

Sosok Bobby Nasution



Putri Presiden Jokowi dikabarkan sudah mengikat janji pernikahan dengan seorang anak muda bernama Bobby Nasution. Kahiyang, puteri Presiden tersebut, menunjukkan sebentuk cincin di jemarinya.

Tapi banyak yang penasaran, siapakah anak muda calon mantu Presiden RI tersebut?

Namanya Bobby Afif Nasution. Dia adalah putera mendiang Dirut PTPN IV, Erwin Nasution, yang menghembuskan nafas terakhir pada Rabu, 18 Januari 2017 di Medan, Sumatera Utara.

Saat itu, Kahiyang rupanya sempat melayat ke rumah duka. Selama di Medan, Kahiyang dikawal sejumlah Pasukan Pengaman Presiden (Paspampres). Bobby lahir di Medan, 5 Juli 1991. Putera ketiga dari tiga bersaudara, pasangan dari alm. Erwin Nasution dan Ade Hanifah Siregar. Kakak sulungnya bernama Poppy Dewinta Mayang Sari Nasution, dan kakak kedua bernama Inge Amelia Nasution.

Bobby Afif Nasution merupakan mahasiswa Program Magister Bisnis di Institut Pertanian Bogor (IPB). Kahiyang Ayu pun sama-sama sekampus dengan Bobby.

Bobby menyelesaikan pendidikan dasar di SD Muhammadiyah 2 Pontianak tahun 2003 dan pendidikan menengah di SMP Negeri 22 Bandar Lampung pada tahun 2006. Pada tahun 2009, lulus dari SMA Negeri 9 Bandar Lampung.

Setelah itu, dia masuk IPB pada program Sarjana Mayor Agribisnis di Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB, dan lulus pada 2014.

Selain di IPB, Bobby Nasution juga menggeluti dunia sepak bola. Dia pernah menjadi manager klub sepak bola Medan Jaya. Di bawah kepemimpinan Bobby sebagai manajer, PS Medan Jaya kala itu optimis lolos dari penyisihan Grup II dalam Kompetisi Divisi I Liga Indonesia (LI). 


Sumber : Nusantarakini

#bataksatu
#bobbynasution 

 

Hermann Delago Manik, Musisi Austria Pecinta Batak.

 



Hermann Delago Manik, Musisi Austria Pecinta Batak.

Mungkin beberapa dari kita tidak mengenal dengan musisi, penyanyi, dan sekaligus komposer ini. Dia merupakan musisi kenamaan Austria yang bernama lengkap Hermann Delago, Dan Dibelakang namanya juga disisipkan dengan marga Manik.

Yang menarik dari sosok Hermann Delago adalah dia seorang musisi pelestari lagu batak. Sangat mengagumkan saat ini masih ada orang luar yang mengembangkan dan cinta dengan kebudayaan Batak, sedangkan generasi muda sekarang sudah mulai lupa dengan budayanya. Jangankan untuk mengenal budayanya untuk berbicara dengan bahasa batak itu sudah mulai pudar dipengaruhi zaman yang semakin modern dan kehidupan yang semakin maju ini.

Lain halnya dengan Hermann Delago, walau dia seorang yang bukan berasal dari keluarga Batak, tapi kecintaannya terhadap budaya indonesia khususnya budaya batak membuat dia terpanggil untuk melestarikan budaya batak itu sampai ke luar negeri. Kecintaannya tu bermula pada saat dia berlibur di Bali pada tahun 1995 silam. Pada saat itu dia mendengar lagu Butet dinyanyikan oleh seorang turis luar. Dia tertarik untuk mempelajari lagu itu. Selain menyukai melodi musik batak, Herman juga terpikat kemolekan Danau Toba dan Pulau Samosir. Bahkan kecintaannya juga dia tunjukkan dengan mempersunting gadis batak.

Menurut musisi kenamaan Austria ini melodi batak sangat indah dan mirip musik barat, bahkan lebih berkarakter. Di Austria, Herman sering membawakan lagu-lagu Batak dalam konser disejumlah negara Eropa. Ia pun mempelajari lagu-lagu batak itu secara unik yakni dengan mendengarkan dan belajar dari anak batak yang sering nyanyi dikedai tuak.

Pertemuannya yang tidak sengaja dengan musisi batak Viki Sianipar disebuah warung kopi menjadi awal lahirnya perpaduan musik tradisional dengan musik modern yang mereka tuangkan di dalam sebuah album yang bertajuk Tobatak yang direkam dan dipasarkan oleh label BSC Music Jerman. Dimana mereka berdua berkolaborasi dalam mengaransemen lagu Batak agar lebih populer dan lebih hidup.

#bataksatu
#hermandelago

Apa itu Batak Dalle

 



Istilah Batak Dalle banyak digunakan untuk orang-orang Batak atau Keturunan Batak yang sudah tidak paham lagi berbahasa Batak.
Sekarang ini mereka sering mendapat sebutan "Dalle". DALLE adalah sebutan untuk orang Batak Dari Tanjung bale atau dari ledong,karena pada umumnya mereka menggunakan marga tapi tak mengerti Paradaton.

Keturunan Batak apa saja (Toba, Simalungun, Angkola, Mandailing, Karo dan Pakpak) yang sudah tidak bisa berbahasa Batak karena tinggal di daerah rantau yang tidak didominasi oleh suku Batak.

Catatan : Sebutan Dalle tidak pernah ditujukan untuk warga dan keturunan Batak Gayo, Batak Alas, Batak Kluet dan Batak Singkil yang wilayahnya termasuk Prov. Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Juga tidak umum disebutkan kepada orang-orang Batak Rao yang wilayahnya masuk Prov. Sumatera Barat. Begitu juga dengan Batak di Rokan yang wilayahnya sekarang masuk dalam beberapa kecamatan dalam Kabupaten Rokan Hulu Prov. Riau. Serta tidak lazim disebutkan untuk keturunan Batak (umumnya Batak Mandailing dan Batak Angkola) yang banyak bermukim di Malaysia sejak akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20. Tidak pernah digunakan untuk warga Suku Lubu yang bahasa daerahnya banyak memiliki kemiripan dengan dialek Mandailing. Dan yang pasti tidak diperuntukkan utk keturunan Nias, karena etnis Nias memang bukan termasuk Suku Batak. Nias memiliki etnis, Hukum Adat, bahasa daerah, dan Budaya sendiri yang tidak memiliki akar sejarah yang sama dengan Suku Batak secara umum. Suku Nias lebih dekat kekerabatannya dengan Suku Mentawai (masuk Prov. Sumatera Barat) dan Suku Enggano (Masuk Prov. Bengkulu).
.
Sumber : Tentang Batak

#bataksatu
#batakdalle

Dr. Diana Patricia Pasaribu Hasibuan, S.S., M.Th.

 




Dr. Diana Patricia Pasaribu Hasibuan, S.S., M.Th.
.

Usia senja tidak membuat Diana Patricia Pasaribu Hasibuan, berhenti untuk belajar dan mengenyam pendidikan. Justru diusia senjanya itu, dia masih tetap bersemangat untuk duduk di bangku kuliah.

Saat itu tahun 1999, usia Diana sudah menginjak 63 tahun. Namun, diusianya yang sudah senja, dia bertekat untuk bisa menjadi sarjana, dan akhirnya dia kuliah di STF Driyarkara dan berhasil mendapatkan gelar sarja pada usia ke 69 tahun.

Usai mendapatkan gelar sarjana Strata 1 (S1) tidaklah lantas membuat wanita ini berhenti untuk mengenyam pendidikan. Dia kemudian melanjutkan ke jenjang S2 di Program Pasca Sarja Magister Teologi di STTBI Jakarta, dan berhasil menyelesaikan dengan baik pada usia ke 73 tahun.

Bagi sebagain besar perempuan usia 73 tahun adalah usia dimana sudah banyak beristirahat di rumah bersama suami dan anak cucu. Namun, hal itu tidak dilakukan oleh Diana, justru diusianya yang 73 itu dia masih tetap berniat untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan tertinggi untuk mengejar gelar Doktor.
Hebatnya lagi, dia berhasil menyelesaikan S3 dan berhasil mendapatkan gelar doctor dari Sekolah Tinggi Teologi Bethel (STTBI) Indonesia, Jakarta. Atas semangatnya dalam menempuh pendidikan itu, Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) menganugrahi rekor Muri sebagai wanita S3 tertua di Indonesia.
Penghargaan itu merupakan yang ketiga kalinya diperoleh Diana. Pada tahun 2004 lalu, dia tercatat dalam rekor yang sama sebagai Sarjana S1 tertua di usia 69 tahun. Pada tahun 2008, wanita yang kini tinggal di Jalan Mesjid II 12 RT 07 RW 01 Keluarga Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan itu, juga pernah menyandang rekor Sarjana S2. "Patricia Diana Pasaribu layak tercatat di MURI karena memberikan kita inspirasi, semangat, bahwa menempuh pendidikan tidak memandang usia. Maka kami mencatat rekor ini pada urutan rekor ke-5612," kata Senior Manajer MURI Paulus Pangka, saat memberikan penghargaan di kantor MURI, Srondol, Banyumanik.
Diana mengaku, mulai sejak pertama kali kuliah  hingga medapatkan gelar doctor seluruh tugas kuliah dikerjakannya sendiri.
Tanpa bantuan siapapun.

Sumber : Sindonews