Batak Satu

Tortor Batak

Batak Satu

Naposo Batak

Batak Satu

Danau Toba

Batak Satu

Ulos Batak

Batak Satu

Sigalegale

Kamis, 30 Juli 2020

Biografi Sisingamangaraja XII





Sisingamangaraja XII dalam biografi hidupnya, terlahir dengan nama Patuan Bosar Ompu Boru Situmorang. Pada 1867, ayahnya meninggal akibat penyakit kolera. Kemudian, ia diangkat menggantikan ayahnya menjadi raja dengan bergelar Sisingamangaraja XII.  Pada awal masa pemerintahannya, kegiatan pengembangan agama Kristen yang dipimpin oleh Nommensen dari Jerman sedang berlangsung di Tapanuli. Belanda ikut masuk dengan berlindung di balik kegiatan tersebut. Namun, lambat laun Belanda mulai menunjukkan itikad tidak baik dan bermaksud ingin menguasai wilayah kekuasaan Sisingamangaraja XII.  Sisingamangaraja XII kemudian mengadakan musyawarah bersama raja-raja dan panglima daerah Humbang, Toba, Samosir, dan Pakpak. Kemudian, ketegangan antara Belanda dan Sisingamangaraja meningkat hingga menimbulkan konflik. Upaya jalan damai sudah tidak dapat lagi ditempuh.

Pada 19 Februari 1878, Sisingamangaraja XII bersama rakyat Tapanuli mulai melancarkan serangan terhadap pos pasukan Belanda di Bahal Batu, dekat Tarutung. Pertempuran yang tak seimbang membuat Sisingamangaraja dan pasukannya kalah dan terpaksa mundur dari Bahal Batu. Namun, perlawanan pasukan Sisingamangaraja masih tetap tinggi, terutama di desa-desa yang belum tunduk pada Belanda, seperti Butar, Lobu Siregar, Tangga Bantu, dan Balige. Sebaliknya, Belanda semakin gencar mengejar Sisingamangaraja XII sampai ke desa-desa dan melakukan pembakaran serta menawan raja-raja desa.... Lanjut baca di sumber

Sumber: ilmusiana

Suku Batak Pakpak


Suku Batak Pakpak adalah suatu kelompok masyarakat yang terdapat di beberapa kabupaten di provinsi Sumatra Utara. Orang Batak Pakpak, berbicara dalam bahasa sendiri, yaitu bahasa Pakpak. Sedangkan di Kelasen bahasa Pakpak disebut sebagai bahasa Dairi. Bahasa Pakpak ini merupakan cabang dari rumpun bahasa Austronesia, yang termasuk dari salah satu cabang dari rumpun bahasa Batak. Bahasa Batak Pakpak memiliki kekerabatan dengan bahasa Batak Karo, tapi bahasa Pakpak juga banyak mirip dengan bahasa Batak Toba. Pemakai bahasa Pakpak sendiri mengalami penurunan diakibatkan banyaknya arus pendatang di luar suku Pakpak yang memasuki wilayah mereka. Para generasi muda semakin enggan menggunakan bahasa Pakpak dalam pergaulan sehari-hari. Perkawinan dengan suku di luar suku Pakpak, serta pengaruh bahasa-bahasa dari para pendatang turut mempengaruhi kelestarian bahasa Pakpak. Sepertinya hal ini perlu mengalami perubahan yang berarti agar bahasa Pakpak tidak hilang di daerahnya sendiri. Dalam bahasa Batak Pakpak ada suatu ucapan khas, yaitu "Njuah-Njuah", yang berarti "semoga sehat selalu". Masyarakat suku Batak Pakpak secara tradisional wilayahnya disebut sebagai Tanoh Pakpak. Tanoh Pakpak secara adat terbagi atas lima wilayah adat, yaitu:
Simsim (di kabupaten Dairi dan kabupaten Pakpak Bharat)Keppas (di kabupaten Dairi dan kabupaten Pakpak Bharat)Pegagan (di kabupaten Dairi dan kabupaten Pakpak Bharat)Kelasen (di kecamatan Parlilitan kabupaten Humbang Hasundutan dan kecamatan Manduamas dan Barus kabupaten Tapanuli Tengah)Boang (di kabupaten Aceh Singkil dan kota Subulussalam)

Ke 5 wilayah di atas secara tradisional disebut sebagai Tanoh Pakpak, yang walaupun berbeda wilayah, tapi secara tradisional adat pada dasarnya tidak terpisah satu sama lain, selain itu semua daerah administrastifnya masih berbatasan langsung.