Batak Satu

Tortor Batak

Batak Satu

Naposo Batak

Batak Satu

Danau Toba

Batak Satu

Ulos Batak

Batak Satu

Sigalegale

Sabtu, 20 Maret 2021

Profil Irjen Panca Putra Simanjuntak Eks Direktur Penyidikan KPK yang Kini Kapolda Sumut, Putra Asli Medan


Irjen Pol Panca Putra telah resmi dilantik oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sebagai Kapolda Sumatera Utara (Sumut).

Seperti diketahui pelantikan tersebut dilaksanakan secara tertutup di Gedung Rupatama Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (4/3/2021).

Upacara serah terima jabatan tersebut berdasarkan Surat Telegram Rahasi (STR) bernomor ST/318/III/KEP./2021 tertanggal 18 Februari 2021.

Lantas siapakah sosok Irjen Pol Panca Putra? seperti apa sepak terjangnya?

Irjen Pol Panca Putra merupakan putra asli Medan, kelahiran Sumatera Utara Januari 1969.

Dirinya merupakan lulusan Akpol tahun 1990 dan berpengalaman di bidang reserse.

Dikutip dari Tribun Medan, sebelum menjabat sebagai Kapolda Sumut, Jenderal bintang dua itu sebelumnya menjabat sebagai Kapolda Sulawesi Utara (Sulut).

Dirinya menjabat sebagai Kapolda Sulawesi Utara, sejak 3 Agustus 2020.

Irjen Panca juga merupakan mantan Direktur Penyidikan KPK sebelum akhirnya ditarik Polri berdasarkan surat permohonan bernomor B/2829/V/KEP./2020/SSDM tertanggal 5 Mei 2020 perihal permohonan pengembalian perwira tinggi Polri yang bertugas di lingkungan KPK.

Selama bertugas di KPK, Irjen Panca Putra Simanjuntak banyak menyelesaikan kasus yang mangkrak.

Ada 21 Operasi Tangkap Tangan (OTT) saat Panca Putra Simanjuntak menjadi Direktur Penyidikan KPK selama 11 bulan.

Di antaranya kasus TPPU Tubagus Chairi Wardana yang mangkrak di KPK selama enam tahun.

Kemudian, perkara korupsi di perusahaan penerbangan pelat merah Garuda Indonesia yang telah empat tahun mangkrak.

Irjen Panca juga berperan dalam penangkapan Eddy Sindoro pelaku penyuapan panitera PN Jakarta Pusat yang sudah menjadi DPO selama dua tahun.
Sumber: Tribunnews

Jumat, 05 Maret 2021

Yuliana Sagala Putri Batak Cantik Kepala Kejaksaan Negeri Denpasar Bali


Kepala Kejaksaan Negeri (Kejari) Denpasar Bali mengalami pergantian. Yuliana Sagala ditunjuk menduduki posisi tersebut menggantikan Luhur Istighfar.

Pergantian tersebut tertuang dalam Surat Keputusan Jaksa Agung No.KEP-V-128/C/02/2021. Luhur Istighfar yang sebelumnya menjabat Kajari Denpasar ditarik ke Kejaksaan Agung. Penggantinya yakni Yuliana Sagala. 

Dihimpun dari berbagai sumber, Yuliana Sagala merupakan jaksa yang kenyang pengalaman bertugas di beberapa tempat.

Sebelum ditunjuk menjadi Kepala Kejari Denpasar, dia bertugas sebagai Kepala Bagian Tata Usaha pada Sekretariat Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen di Kejaksaa Agung.

Menjadi kepala kejaksaan negeri bukan pengalaman pertama bagi alumni Fakultas Hukum Universitas Trisakti ini. Dia pernah menjadi Kepala Kejari Lampung Utara.

Saat menjadi Kepala Kejari Lampung Utara, dia diberitakan menangani kasus korupsi hingga bisa memulihkan keuangan negara mencapai miliaran rupiah.

Yuliana termasuk sosok yang aktif di media sosial. Melalui akun Instagram @yulianasagala dia kerap membagikan beberapa foto terkait aktivitas pribadinya, maupun saat menjadi jaksa. Akun Instagram tersebut memiliki lebih dari 5.000 pengikut. 

Menurut informasi, Yuliana akan resmi menjadi Kepala Kejari Denpasar pada Maret 2021.
(Inews)

#bataksatu #sidikalang_dairi
#bataknesia #batakhumor #batakpedia

Senin, 22 Februari 2021

Anggi Marito Simanjuntak Calon Juara Indonesian Idol


Salah satu peserta yang mempunyai kemampuan teknik vokal baik adalah Anggi Marito. Gadis berusisa 18 tahun ini mempunyai nama lengkap Anggi Marito Tiodoras Simanjuntak dan biasa dipanggil Anggi. Wanita berparas cantik asal Tarutung, Sumatera Utara ini berstatus sebagai mahasiswi dan merupakan penyanyi orkestra.

Anggi banyak diramalkan oleh para juri akan terus melaju sampai babak Spektakuler setelah pada audisi menyanyikan lagu  Rise Up dari Andra Day dengan piano. Beberapa Juri yakin Anggi masuk Top 3, bahkan berpotensi Anggi bakal juara.

#bataksatu
#anggimarito
#batakhumor
#indonesianidol

Kamis, 04 Februari 2021

Marga Togatorop


Togatorop adalah salah satu marga batak yang berasal dari Muara, Tapanuli Utara

Togatorop merupakan anak pertama dari pasangan Simatupang dan isterinya boru Sipaettua yang melahirkan 3 anak laki-laki: TogatoropSianturi dan Siburian dan 2 anak perempuan, Nai Mangiring Omas (menikah dengan Raja Hasibuan) dan Nai Pinggan Matio. (wikipedia)

Rabu, 27 Januari 2021

Marga Sihite

Marga Sihite merupakan bagian dari kumpulan marga yang disebut Siraja Oloan.
Raja Oloan adalah seorang tokoh dalam marga batak dari sub-suku Toba. Nama Raja Oloan tidak pernah dipergunakan sebagai marga oleh keturunannya, namun sebagai nama persatuan marga. Keturunan Raja Oloan berasal dari daerah Kabupaten Humbang Hasundutan

Marga Sihite sendiri ada 3 bagian yaitu: 
1. Sihite Pande Raja
2. Sihite Siguru Tohuk
3.Sihite Siguru Leang


#margasihite

Minggu, 24 Januari 2021

Orang Batak Militer di Amerika Serikat


Gultom, Siregar dan Pakpahan adalah salah satu dari beberapa marga batak yang mengabdi di Amerika Serikat. Orang Batak yang tergabung dalam militer di Amerika Serikat, diantaranya menjadi Korps Marinir Amerika Serikat (United States Marine Corps disingkat USMC) yaitu cabang dari Angkatan Bersenjata Amerika Serikat yang bertanggung jawab untuk memberikan kekuatan perang dari laut. Selain itu ada juga yang tergabung dalam petugas pengamanan pelantikan Presiden Joe Biden

#bataksatu #militerbatak
#amerikaserikat
#batak 

Minggu, 17 Januari 2021

Mandok Hata, Seribu Makna dan Kenangan

 




Jika malam tahun baru seperti ini mungkin akan identik dengan pesta kembang api, atau mungkin panggang memanggang. Tetapi lain dengan tradisi salah satu suku di tanah Sumatera Utara, apalagi kalau bukan dengan suku Batak yang terkenal  sangar itu. Ada salah satu tradisi yang erat dengan pergantian tahun seperti ini bagi suku Batak. Tradisi yang sudah melekat dari tahun-ketahun dan sudah menjadi kebiasaan bagi kami, suku Batak. Jangan bilang kami akan ke Bundaran HI melihat meriahnya kembang api, atau di Ancol untuk mengikuti pesta pergantian tahun ataupun di TMII atau Monas, kami mungkin akan pergi kesana setelah acara keluarga. Acara yang sangat  intim. Setiap pukul 12 malam atau pukul 00.00 lonceng gereja di kampung akan berbunyi selama satu jam penuh, mungkin ini menjadi pengganti kembang api dan keceriaan  yang ada di ibukota ini. Ada rasa kangen dengan kampung halaman (bona pasogit) hanya untuk mendengarkan bunyi lonceng selama itu, karena kondisi seperti itu tidak akan ditemukan di perantauan seperti di Jakarta ini. Bayangkan jika ada contohnya empat gereja yang ada di suatu desa/kampung seperti di kampung saya, maka akan terasa  keceriaan pergantian tahun di antara orang-orang tersebut karena bunyi lonceng  yang bertalu-talu memasuki tahun baru. Ini keenam kalinya saya tidak mendengar  seperti itu (sekedar curhat...). Setelah itu, para anggota keluarga di Tanah Batak tersebut akan bangun dan berkumpul bersama, mengadakan kebaktian kecil-kecilan. Dan ini yang membuat anak-anak muda deg-degan sekaligus  lega. Deg-degan karena akan menuangkan isi hati kepada setiap keluarga secara terbuka. Karena setelah selesai kebaktian tersebut, satu persatu  anggota keluarga yang dimulai dari anggota keluarga yang paling tua akan 'mandok hata' atau bisa kita artikan dengan berbicara kepada publik  atau sharing dan berurutan dari ayah, ibu dan sampai dengan anak. Di dalam mengikuti peristiwa tersebut, setiap anggota keluarga akan mulai mengakui kesalahan-kesalahan mereka baik itu dalam perkataan ataupun dengan perbuatan selama tahun yang mereka jalani dan berusaha untuk saling bermaaf-maafan dan saling bersalaman.
Sumber: Kompasiana

#bataksatu
#mandokhata
#tahunbaru